Selasa, 17 Oktober 2017

PARKIR KIRI JALAN

MUNGKIN HANYA DI INDONESIA





Kejadiannya sekitar tahun 2014, di Malang. Disela-sela kegiatan Pekan Nasional Petani Nelayan.
Pas menemukan kejadian yang menurut saya unik makanya saya pikir tak ada salahnya di abadikan dengan kamera milik pemerintah (belum punya sendiri).




Mungkin maksudnya, kiri jalan untuk mobil, kanan untuk becak wkwkwkwk....

Cara Membedakan Madu Asli dan Madu Campuran

Madu memiliki banyak khasiat untuk kesehatan, seperti mengobati berbagai penyakit ringan dan menjaga metabolisme tubuh agar tidak mudah terserang penyakit, selain madu berkhasiat untuk kesehatan, madupun sangat baik di pergunakan untuk merawat dan menjaga kecantikan agar tampil cantik secara alami. Untuk mendapatkan khasiat yang terdapat dalam madu tentunya kita harus menggunakan madu asli bukan madu yang sudah di campur. Ini beberapa cara untuk membedakan madu asli dan madu yang dicampur/palsu.

 1. Bakar Hingga Berbusa
Cara pertama untuk membedakan antara madu yang asli atau madu murni dan madu yang telah mendapatkan campuran yaitu: anda sediakan sendok, lilin dan korek api. Taruh madu yang ingin anda uji coba keasliannya di atas sendok dan bakar di atas lilin yang menyala pada bagian bawah sendoknya. Setelah itu anda akan menemukan beberapa perbedaan antara madu asli dan madu yang sudah tercampur. Ketika madu asli di taroh di atas sendok yang bawahnya sedang di bakar, maka madu asli tersebut akan mengeluarkan busa dan akan tumpah. Sedangkan madu yang sudah tercampur atau madu palsu, ketika madu tersebut mendidih busa yang di keluarkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan madu asli.

2. Uji Coba Ke Aslian Madu Melalui Kertas
Cara untuk elakukan uji coba antara madu asli dan madu palsu yang kedua yaitu dengan cara membasahi atau melumiri kertas dengan madu asli dan madu palsu. Tentunya ketika anda melakukan percobaan tersebut andapun akan menemukan perbedaan yang cukup unik. Ketika madu asli di balurkan, kertas yang di lumuri madu asli tidak mudah robek sedangkan kertas yang di lumuri madu palsu akan mudah robek dan akan menembus ke kertas yang di lumuri madu palsu tersebut.

3. Uji coba Keaslian Madu Dengan Korek Api
Uji coba keaslian madu yang ketiga tidak kalah uniknya seperti uji coba yang kedua. Caranya sebagai berikut: Anda masukka korek api yang telah anda sediakan kedalam madu asli, dan ketika anda gesekan korek api yang dilumuri madu, maka korek api tersebut akan tetap menyala walaupun korek tersebut basah. Tapi ketika anda memasukkan korek api kedalam madu palsu, maka ketika korek tersebut di gesekan, korek tersebut tidak akan menyala layaknya korek yang basah karena bercampur air.
Cara ini banyak dipakai penjual madu di pasar-pasar. Cara ini belum teruji secara nyata karena sampai saat ini kami belum menemukan hasil penelitian yang merekomendasikan cara tersebut.


4. Masukan Madu Kedalam Air
Ketika anda meneteskan tetesan madu kedalam air putih, maka yang akan anda temukan adalah madu yang menetes kedalam air putih tersebut tidak akan bercampur dengan air dan madu tersebut akan terjatuh kedalam dasar air (tidak mengambang).
Tuangkan sedikit madu kedalam gelas yang berisi air putih bening, coba perhatikan dengan seksama. apabila madu tersebut mengendap dan terpisah dengan air tanpa mengeruhkan air  maka madu tersebut dipastikan murni, sebaliknya jika madu tersebut bercampur baur sehingga air tersebut mengeruh maka madu tersebut dipastikan palsu.

5. Masukan madu asli kedalam Lemari Es
Uji coba keaslian madu yang ke lima yaitu dengan cara memasukkan madu asli kedalam lemari es, Jika madu asli yang diletakkan di dalam lemari es itu murni atau asli, maka madu tersebut tidak akan membeku. dan jika yang terjadi malah sebaliknya maka madu tersebut adalah madu yang telah melalui proses campuran (Palsu). Cara ini juga tidak 100% benar, karena ada beberapa madu yang jika dimasukkan freezer menggumpal dan ada beberapa yang tidak menggumpal. Seperti Madu kapuk dan Kaliandra, madu kapuk tidak akan mengkristal (beku) walaupun disimpan lama di kulkas, sedangkan madu kaliandra akan cepat mengkristal seperti gula. Jadi jika membeli madu kapuk tapi madu tersebut mengkristal bisa dipastikan madu itu palsu atau dicampur.

6. Dicampur kuning telur.
Campurkan dua sendok makan madu dengan kuning telur, lalu kocok. Jika kuning telur tampak mengkristal seperti matang, maka madu Anda asli. Kuning telur yang dicampur madu akan tampak matang. Yang sebenarnya terjadi adalah penggumpalan atau Koagulasi. Hal ini karena madu adalah asam dan kuning telur adalah protein. Protein yang dicampur dengan asam akan menggumpal, sehingga telur akan terlihat matang, yang sebenarnya ter-koagulasi.

7. Menggunakan semut
 Dengan cara ini, dipercaya bahwa semut akan mengerumuni madu palsu dan tidak tertarik pada madu asli. Namun cara ini tidak 100% benar. Pada dasarnya, sifat semut suka pada yang manis-manis, termasuk rasa manis yang ada pada madu. Madu asli pun bisa saja dikerumuni oleh semut karena tertarik oleh wanginya. Madu yang kental akan lebih sulit dideteksi aroma manisnya oleh semut. Semakin kental madunya (kadar airnya sedikit) semakin sulit bagi semut untuk mendeteksi lokasi rasa manis madu tersebut karena molekul yang ada di dalam madu tetap utuh, tidak pecah. Sebaliknya, bila kadar airnya tinggi (di atas 20%), maka semut mudah menghampiri. Madu yang tidak dikerumuni semut adalah madu yang telah terfermentasi sehingga mengandung alkohol atau madu asli dari hutan.
8. Dengan meneteskan madu di air di atas piring beling putih
 Ketika piring digoyang ke kiri dan ke kanan, maka sebelum madu itu bercampur akan membentuk seperti sarang lebah. Semakin lama bentuk segi enam itu bertahan, berarti semakin baik nutrisi yang terkandung dalam madu tersebut alias madu asli. Semakin cepat bentuk segi enam itu memudar, maka jelaslah itu madu campuran, karena nutrisinya sudah jauh berkurang. Menuangkan madu ke dalam gelas yang berisi air dingin. Bila madu tersebut asli, maka madu tersebut akan langsung jatuh ke dasar gelas dan tidak berpendar. Disamping itu, salah satu ciri madu asli adalah ketika dimasukkan ke dalam air, madu tersebut tetap solid dan tidak membuat air menjadi keruh.
9. Kocok madu dalam botol
 Madu yang asli jika dikocok akan berbusa. Busa dan udara yang terbentuk akan naik dan menekan tutup botol sehingga ketika tutup botol dibuka akan terdengar suara letupan kecil. Letupan itu juga bisa terjadi karena fermentasi yang menghasilkan gas.

10. Madu asli memiliki rasa lebih asam
 Madu yang palsu memiliki rasa lebih manis karena ditambahkan gula, sehingga akan dikerubungi oleh semut jika dibiarkan dalam keadaan terbuka. Selain itu intensitas rasa manis madu palsu akan terasa lebih lengket di lidah. Sebaliknya pada madu asli, selain rasa manis akan ditemukan pula rasa asam mengingat madu asli memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 3,4 – 6,1.

11. Menggunakan alat polarimeter
 Madu asli secara optis akan memutar ke kiri, sedangkan madu palsu akan memutar ke kanan. Tips untuk membedakan madu dengan cara mudah seperti di atas tidak selamanya benar 100 % dikarenakan setiap pemanenan mengandung kadar air yang berbeda-beda. Misalnya ketika dipanen pada musim hujan, maka madu akan banyak mengandung air hujan. Selain menyebabkan lebih cair, air hujan juga akan menyebabkan madu menjadi teroksidasi udara menjadi lebih masam (ingat: air hujan bersifat asam) dan akan terfermentasi.

Demikian cara membedakan madu asli dan madu palsu, semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan anda tentang madu. Buat yang mau beli madu harap berhati dan pandai memilih.....

ini beberapa tips kalau mau beli madu :
Belilah madu asli di tempat yang dipercaya, seperti di Peternakan lebah. Jika tidak mengetahui dimana membeli madu yang asli setidaknya bisa dilihat dengan membandingkan harganya
 jangan beli madu dari pedagang keliling yang tidak anda kenal,karena sekarang juga banyak beredar madu palsu yang mengandung formalin.

Manfaat Hutan untuk Hidup Kita

Kebahagiaan, rasa aman, kesehatan adalah kualitas hidup yang ingin dicapai manusia. Apapun kualitas hidup yang ingin dicapai manusia, pada akhirnya alam menjadi sumber utamanya.  Materi yang disediakan alam seperti air dan udara merupakan sumber utama hidup manusia. Demikian juga jasa lingkungan, seperti siklus, hutan merupakan layanan gratis dari alam untuk mendukung hidup manusia.
Sayangnya sampai saat ini manusia membangun hidupnya bukan dengan bekerja sama dengan alam, melainkan dengan merusak alam. Akibatnya, sumber penghidupan manusia itu justru menjadi rusak dan selanjutnya mengancam kelangsungan hidup manusia, lewat berbagai bencana yang timbul setelahnya. Di Aceh luas hutan sangat menurun dalam 60 tahun terakhir (1940-2000). Padahal, jika kita menjaga keberlanjutan alam, maka manfaatnya akan dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.


Pernahkah kita berpikir dari manakah air dan udara yang selama ini kita gunakan? Peribahasa mengatakan, air merupakan sumber kehidupan. Seperti kita ketahui, air mempunyai siklus yang terus berlanjut. Siklus ini merupakan siklus alam yang akan berlangsung terus-menerus. Jika kondisi alaminya dapat dijaga, maka siklus ini akan berjalan sesuai dengan hukum-hukum alam. Misalnya, air dari laut, dengan pengaruh panas dari matahari, akan menguap, ke udara dan tersimpan di dalam awan. Dari awan akan turun lagi ke bumi, menjadi hujan, kemudian akan mengalir kembali ke laut.
Jika kita mengamati siklus air, maka di tempat-tempat yang hutannya masih bagus, maka air akan terus mengalir di sungai meskipun musim kemarau. Pertanyaannya, dari manakah air tersebut berasal? Air tersebut berasal dari dalam tanah yang subur. Ketika hujan jatuh membasahi tanah yang subur, air tersebut akan disimpan di dalam serasah dan humus yang masih kasar. Humus dan serasah itu dihasilkan oleh pepohonan dan perdu yang menutupi tanah tersebut jita daunnya layu dan gugur. Tanah yang subur adalah seperti spons ajaib, yang dapat menyimpan air sampai sepuluh kali dari beratnya. Tanah subur ini, tidaklah tebal. Ia hanya selapis tipis yang menjadi gudang penyimpan air. Jika kita pernah melihat tanah yang dikeruk untuk pembangunan, atau gunung yang diambil tanahnya untuk penimbunan maka akan sangat jelas terlihat lapisan-lapisan tanah tersebut.Jika tanah sudah tandus, maka tidak ada lagi humus dan serasahnya. Akibatnya, air tidak terserap oleh tanah melainkan langsung mengalir di atas permukaan tanah. Jika aliran air ini cukup kuat/deras, maka aliran air tersebut akan membawa serta butiran tanah dan lumpur yang dilaluinya. Itulah yang disebut erosi. Dari penjelasan di atas dapat dipahami mengapa tanah yang berhutan akan mampu menyimpan air lebih besar dari lahan pertanian, apalagi tanah yang sudah dijadikan pemukiman dengan jumlah penduduk yang banyak dan padat dengan permukaan tertutup semen dan aspal.
Jika sistem hutan masih berjalan baik, maka sebagian besar air akan tersimpan dalam tanah dan dialirkan perlahan sepanjang tahun. Itulah sebabnya di daerah dengan hutan yang masih bagus, jarang terjadi banjir dan aliran air sungai tetap ada meskipun musim kemarau. Tetapi jika hutan sudah rusak, maka di musim hujan sungai akan kebanjiran dengan air dan lumpur sementara di musim kemarau akan terjadi kekeringan karena tidak ada lagi persediaan air di dalam tanah.
Selain menjaga siklus air, masih banyak lagi manfaat hutan. Tumbuhan di hutan menyerap karbon dioksida yang menimbulkan efek rumah kaca, salah satu sumber pemanasan global. Tumbuhan itu juga menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan untuk hidup manusia. Belum lagi keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, sumber pangan dan obat alami untuk masyarakat di sekitarnya.
Begitu banyaknya manfaat hutan. Banyak di antaranya yang kita abaikan, tidak kita syukuri, bahkan kita rusah, sampai tahu-tahu kita tersadar bahwa semuanya sudah hilang. Layanan yang akan kita terima secara gratis kalau kita jaga. Itulah yang disebut infrastruktur alam. Bayangkan, betapa banyak uang yang kita butuhkan kalau manfaat hutan itu digantikan dengan infrastruktur buatan manusia, seperti bendungan. Begitulah hebatnya ciptaaan Tuhan. Tugas kita untuk memelihara dan menjaganya.